Senin, 20 Desember 2010
Seminar Matematika :
Sabtu, 18 Desember 2010
SUKSES DI SETIAP UJI
Rabu, 13 Oktober 2010
41 Tahun IPIEMS:
Rabu, 16 Juni 2010
NIne Value of IPIEMS
Selasa, 15 Juni 2010
Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut.
Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut.
Menurtut Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan . Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Mudzakir (1997:34) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Di dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (Sumadi Suryabrata,1998:231) :
"Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain."
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin Syah, 2000:116) antara lain :
a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
b. Perubahan Positif dan aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.
c. Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Pengertian prestasi belajar
Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.
Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Poerwodarminto (Mila Ratnawati, 1996 : 206) yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam buki laporan yang disebut rapor.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 : 233) dan Shertzer dan Stone (Winkle, 1997 : 591), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.:
1. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
2. Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera
a) Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
b) Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
3. Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah :
a) Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet (Winkle,1997 :529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya .
b) Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:233) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.
c) Motivasi
Menurut Irwanto (1997 : 193) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991 : 39) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
4. Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah :
1). Faktor lingkungan keluarga
a) Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah
b) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang harmonis.
2). Faktor lingkungan sekolah
a). Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
b). Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas , yang dapat memenihi rasa ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian, ia akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
c). Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metrode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994:122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.
3). Faktor lingkungan masyarakat
a). Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar
b). Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
4) Pengukuran prestasi belajar
Dalam dunia pendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai prestasi belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat diketahui sejauhmana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Didukung oleh pendapat Sumadi Suryabrata (1998 : 296) bahwa rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu.
Syaifuddin Azwar (1998 :11) menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi penilaian dalam pendidikan, yaitu :
a. Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif)
Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain penilaian berfungsi untuk membantu guru mengadakan seleksi terhadap beberapa siswa, misalnya :
1). Memilih siswa yang akan diterima di sekolah
2) Memilih siswa untuk dapat naik kelas
3). Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa
b. Penilaian berfungsi diagnostik
Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian, maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing siswa. Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan tersebut dapat segera diperbaiki.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement)
Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian dilakukan untuk mengetahui di mana seharusnya siswa tersebut ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya pada prestasi belajar yang telah dicapainya. Sebagai contoh penggunaan nilai rapor SMU kelas II menentukan jurusan studi di kelas III.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif)
Penilaian berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program dapat diterapkan. Sebagai contoh adalah raport di setiap semester di sekolah-sekolah tingkat dasar dan menegah dapat dipakai untuk mengetahui apakah program pendidikan yang telah diterapkan berhasil diterapkan atau tidak pada siswa tersebut.
Raport biasanya menggambil nilai dari angka 1 sampai dengan 10, terutama pada siswa SD sampai SMU, tetaapi dalam kenyataan nilai terendah dalam rapor yaitu 4 dan nilai tertinggi 9. Nilai-nilai di bawah 5 berarti tidak baik atau buruk, sedangkan nilai-nilai di atas 5 berarti cukup baik, baik dan sangat baik.
Dalam penelitian ini pengukuran prestasi belajar menggunakan penilaian sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif), yaitu nilai-nilai raport pada akhir masa semester I.
Sumber : SKRIPSI AMALIA SAWITRI WAHYUNINGSIH
Mahasiswa FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I JAKARTA
Senin, 14 Juni 2010
JADWAL PSB REGULER SD/SMP/SMA/SMK KOTA SURABAYA ONLINE 2010
NO | Jenis Kegiatan | SD | SMP | SMA/SMK | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
1 | Pendaftaran PSB Online | 1 - 3 Juli 2010 | 1 - 3 Juli 2010 | 1 - 3 Juli 2010 | Internet atau ke Sekolah |
2 | Pengumuman PSB | 5 Juli 2010 | 5 Juli 2010 | 5 Juli 2010 | |
3 | Daftar Ulang | 5 - 6 Juli 2010 | 5 - 6 Juli 2010 | 5 - 6 Juli 2010 | Internet |
Akhir Pukul 12.00 | Akhir Pukul 12.00 | Akhir Pukul 12.00 | |||
4 | Pengisian Bangku Kosong | 6 Juli 2010 | 6 Juli 2010 | 6 Juli 2010 | Internet/Sekolah |
14.00 – 17.00 | 14.00 – 17.00 | 14.00 – 17.00 | |||
7 Juli 2010 | 7 Juli 2010 | 7 Juli 2010 | |||
08.00 – 14.00 | 08.00 – 14.00 | 08.00 – 14.00 | |||
3 | Tahun Pelajaran Baru | 12 Juli 2010 | 12 Juli 2010 | 12 Juli 2010 | Sekolah |
4 | Pelaksanaan MOS | 12 - 14 Juli 2010 | 12 - 14 Juli 2010 | 12 - 14 Juli 2010 | Sekolah |
Jadwal Seleksi Sekol
Rabu, 09 Juni 2010
Filosofi Produk Ipie
Rabu, 02 Juni 2010
IPIEMS PUSAT ingin menjadi koneksi Anda di Yahoo!
| ||||||||||||||||||||||||||
|
Minggu, 30 Mei 2010
Jadwal Seleksi Reguler TK/SD, SMP, SMA Kota Semarang
No | Proses Pelaksanaan | TK/SD | SMP | SMA | SMK |
---|---|---|---|---|---|
1 | Pendaftaran Tidak Datang Langsung ke Satuan Pendidikan | 27–29 Juni | 27–29 Juni | 27–29 Juni | 27–29 Juni |
2 | Pendaftaran Datang Langsung ke Satuan Pendidikan | 28-30 Juni | 28-30 Juni | 28-30 Juni | 28-30 Juni |
3 | Tes Masuk/Tes Khusus | - | - | - | 2-3 Juli |
4 | Analisis dan Penyusunan Peringkat | 4-5 Juli | 4-5 Juli | 4-5 Juli | 4-5 Juli |
5 | Pengumuman | 6 Juli | 6 Juli | 6 Juli | 6 Juli |
6 | Pendaftaran Ulang | 7-8 Juli | 7-8 Juli | 7-8 Juli | 7-8 Juli |
7 | Hari Pertama Masuk Satuan Pendidikan | 12 Juli | 12 Juli | 12 Juli | 12 Juli |
Catatan : Pendaftar datang langsung di satuan pendidikan dibantu oleh operator
Sumber: http://smkn7semarang.blogspot.com/
Kamis, 06 Mei 2010
SNMPTN 2010: Website
Kamis, 15 April 2010
Sistem Komunikasi Karyawan
menyebabkan tidak sehatnya pertumbuhan hubungan antar dan intern
sebuah organisasi. Bahkan lebih banyak kejadian kegagalan di dunia
nyata sekitar kita dibandingkan contoh-contoh keberhasilan sistem
komunikasi yang dibangun dalam sebuah organisasi. Di tempat dimana
hubungan internal tercipta sehat, maka sistem komunikasi internal yang
berhasil selalu dibangun dengan sengaja. Namun tidak berhenti disitu
saja, sebab aplikasi sebuah sistem komunikasi dalam dunia nyata
menjadi kunci utama keberhasilan membangun sehatnya hubungan internal
antar anggota dan bagian dalam organisasi tersebut.
Jadi, ciptakanlah sistem komunikasi internal dalam organisasi Anda,
misalnya dengan beberapa cara dan arah sebagai berikut:
1. Survey Pendapat Karyawan.
Media tertulis dan verbal 2 arah yang memiliki daya jangkauan paling
luas dan obyektif, apalagi dilakukan anonim. Pengalaman penulis
setelah melakukannya beberapa kali di beberapa jenis perusahaan,
menghasilkan banyak temuan tak terduga yang dapat membantu menyusun
banyak program HR yang kontributif terhadap pencapaian tujuan bisnis
perusahaan tersebut.
2. Forum Terbuka.
Media verbal 2 arah yang membuka sumbat-sumbat komunikasi birokratis
mencair dan menjernihkan issue-issue destruktif dalam organisasi.
Pengalaman penulis ketika bertugas memimpin sebuah Corporate HR
Department, memberi banyak peluang belajar dan mempertajam
sensitifitas baik terhadap perkembangan organisasi maupun perhatian
persoalan-persoalan kolektif para karyawan.
3. Media Kolektif Tertulis.
Bentuknya beragam, misalnya Mading (Majalah Dinding), dan Buletin yang
berisi berita-berita sukses pencapaian target penjualan – informasi
produk baru – curah pendapat/pengetahuan karyawan – sampai dengan
interaksi tanya jawab dengan Manajer HR atas issue kepersonaliaan
internal. Di sini, lagi-lagi terbuka peluang bagi atasan terutama
Manajer HR upaya saling mempertajam kemampuan komunikatif. Penulis
beruntung berkesempatan mempraktekkannya di tempat yang telah mengenal
LAN, maka e-discussion, adalah media interaktif yang real-time dan
menantang.
4. Media Individual Tertulis
Biasanya berbentuk Individual Suggestion System, sumbang saran
individu Karyawan atas satu persoalan yang terjadi berulang di
lingkungan tempat kerjanya. Ada banyak alternatif media yang bisa
dikaitkan dengan sistem penilaian prestasi maupun penghargaan unik
atas saran yang aplikatif.
5. Kebersamaan.
Telah banyak dilakukan di banyak organisasi, misalnya
Outing/Gathering, mencakup kegiatan informil terencana yang merangkul
segenap lapisan Karyawan bahkan ada yang mengikutsertakan keluarga.
Kedekatan suasana kekeluargaan yang tercipta biasanya berdampak
konstruktif langsung pada pengambilan keputusan bisnis sehari-hari.
6. Prosedur keluh kesah
Satu media sangat penting yang banyak kita lupakan. Melalui prosedur
ini seorang Karyawan memiliki jaminan dan juga keberanian mengemukakan
pendapat obyektiv dan terbuka ke atasan tanpa rasa segan. Disebut
prosedur karena ada tatacaranya yang dijamin oleh ketentuan
ketenagakerjaan kita. Melakukan ini sangatlah mudah dan akan ringan
manakala 5 media pertama sebelumnya telah terlaksana.
Itu semua diluar apa yang telah biasa dan baik Anda lakukan, yang juga
merupakan bentuk media komunikasi, misalnya: SK Direksi, Pengumuman,
Rapat regular, Memo instruksi/pemberitahuan, SOP (Standard Operating
Procedure), Program orientasi Karyawan Baru, Evaluasi rencana tahunan,
Presentasi proposal proyek baru, Regular visit atasan ke anggota
timnya sehari-hari, Coaching, sampai dengan PE (Performance
Evaluation) yang digunakan sebagai satu bentuk umpan balik
atasan-bawahan.
Ketika semua media komunikasi tersebut dapat sukses terlaksana berkala
atas dasar rencana, maka tak urung organisasi dapat mencapai tujuan
bersama-sama anggotanya, karena dukungan sepenuh hati dari tumbuh
sehatnya loyalitas para anggota tim dalam organisasi itu sendiri.
Tak terkecuali SURAT KALENG, tak bisa dipungkiri, ini adalah satu
bentuk media komunikasi, ketika suasana hubungan internal mandeg oleh
tatanan beku birokratik, haru biru oleh banjir gossip dan carut marut
berebut panjang jilatan lidah kepada 'sang penguasa' di pucuk pimpinan
organisasi.
Mana yang akan Anda pilih, hati Anda lebih tahu menjawabnya. Siapa
yang berperan memimpin, Anda terutama para Manajer HR. Milikilah hati,
dan limpahkan jawaban Anda melalui kreasi penciptaan media komunikasi
di sekitar Anda.
Sumber : http://www.uripsedyowidodo.com
Sistem Komunikasi Perusahaan
menyebabkan tidak sehatnya pertumbuhan hubungan antar dan intern
sebuah organisasi. Bahkan lebih banyak kejadian kegagalan di dunia
nyata sekitar kita dibandingkan contoh-contoh keberhasilan sistem
komunikasi yang dibangun dalam sebuah organisasi. Di tempat dimana
hubungan internal tercipta sehat, maka sistem komunikasi internal yang
berhasil selalu dibangun dengan sengaja. Namun tidak berhenti disitu
saja, sebab aplikasi sebuah sistem komunikasi dalam dunia nyata
menjadi kunci utama keberhasilan membangun sehatnya hubungan internal
antar anggota dan bagian dalam organisasi tersebut.
Jadi, ciptakanlah sistem komunikasi internal dalam organisasi Anda,
misalnya dengan beberapa cara dan arah sebagai berikut:
1. Survey Pendapat Karyawan.
Media tertulis dan verbal 2 arah yang memiliki daya jangkauan paling
luas dan obyektif, apalagi dilakukan anonim. Pengalaman penulis
setelah melakukannya beberapa kali di beberapa jenis perusahaan,
menghasilkan banyak temuan tak terduga yang dapat membantu menyusun
banyak program HR yang kontributif terhadap pencapaian tujuan bisnis
perusahaan tersebut.
2. Forum Terbuka.
Media verbal 2 arah yang membuka sumbat-sumbat komunikasi birokratis
mencair dan menjernihkan issue-issue destruktif dalam organisasi.
Pengalaman penulis ketika bertugas memimpin sebuah Corporate HR
Department, memberi banyak peluang belajar dan mempertajam
sensitifitas baik terhadap perkembangan organisasi maupun perhatian
persoalan-persoalan kolektif para karyawan.
3. Media Kolektif Tertulis.
Bentuknya beragam, misalnya Mading (Majalah Dinding), dan Buletin yang
berisi berita-berita sukses pencapaian target penjualan – informasi
produk baru – curah pendapat/pengetahuan karyawan – sampai dengan
interaksi tanya jawab dengan Manajer HR atas issue kepersonaliaan
internal. Di sini, lagi-lagi terbuka peluang bagi atasan terutama
Manajer HR upaya saling mempertajam kemampuan komunikatif. Penulis
beruntung berkesempatan mempraktekkannya di tempat yang telah mengenal
LAN, maka e-discussion, adalah media interaktif yang real-time dan
menantang.
4. Media Individual Tertulis
Biasanya berbentuk Individual Suggestion System, sumbang saran
individu Karyawan atas satu persoalan yang terjadi berulang di
lingkungan tempat kerjanya. Ada banyak alternatif media yang bisa
dikaitkan dengan sistem penilaian prestasi maupun penghargaan unik
atas saran yang aplikatif.
5. Kebersamaan.
Telah banyak dilakukan di banyak organisasi, misalnya
Outing/Gathering, mencakup kegiatan informil terencana yang merangkul
segenap lapisan Karyawan bahkan ada yang mengikutsertakan keluarga.
Kedekatan suasana kekeluargaan yang tercipta biasanya berdampak
konstruktif langsung pada pengambilan keputusan bisnis sehari-hari.
6. Prosedur keluh kesah
Satu media sangat penting yang banyak kita lupakan. Melalui prosedur
ini seorang Karyawan memiliki jaminan dan juga keberanian mengemukakan
pendapat obyektiv dan terbuka ke atasan tanpa rasa segan. Disebut
prosedur karena ada tatacaranya yang dijamin oleh ketentuan
ketenagakerjaan kita. Melakukan ini sangatlah mudah dan akan ringan
manakala 5 media pertama sebelumnya telah terlaksana.
Itu semua diluar apa yang telah biasa dan baik Anda lakukan, yang juga
merupakan bentuk media komunikasi, misalnya: SK Direksi, Pengumuman,
Rapat regular, Memo instruksi/pemberitahuan, SOP (Standard Operating
Procedure), Program orientasi Karyawan Baru, Evaluasi rencana tahunan,
Presentasi proposal proyek baru, Regular visit atasan ke anggota
timnya sehari-hari, Coaching, sampai dengan PE (Performance
Evaluation) yang digunakan sebagai satu bentuk umpan balik
atasan-bawahan.
Ketika semua media komunikasi tersebut dapat sukses terlaksana berkala
atas dasar rencana, maka tak urung organisasi dapat mencapai tujuan
bersama-sama anggotanya, karena dukungan sepenuh hati dari tumbuh
sehatnya loyalitas para anggota tim dalam organisasi itu sendiri.
Tak terkecuali SURAT KALENG, tak bisa dipungkiri, ini adalah satu
bentuk media komunikasi, ketika suasana hubungan internal mandeg oleh
tatanan beku birokratik, haru biru oleh banjir gossip dan carut marut
berebut panjang jilatan lidah kepada 'sang penguasa' di pucuk pimpinan
organisasi.
Mana yang akan Anda pilih, hati Anda lebih tahu menjawabnya. Siapa
yang berperan memimpin, Anda terutama para Manajer HR. Milikilah hati,
dan limpahkan jawaban Anda melalui kreasi penciptaan media komunikasi
di sekitar Anda.
Sumber : http://www.uripsedyowidodo.com
Selasa, 13 April 2010
LBB IPIEMS PUSAT Mencari Staf Keuangan
bidang jasa
Membutuhkan Staf Keuangan
untuk penempatan di Kota Semarang
Kualifikasi :
1. Laki-laki
2. Pendidikan Minimal S1 Akuntansi
3. Memiliki SIM C
4. Penampilan Menarik
5. Pengalaman min 1 th di bidang yang sama
6. Mengetahui dan memahami Undang-undang perpajakan yang berlaku
6. Menguasai komputer min Microsoft Office, menguasai Sistem Informasi Akuntansi
7. Komunikatif, dan dapat bekerja dalam tim
KIRIMKAN SURAT LAMARAN,
CV & PAS FOTO BERWARNA UKURAN 4 X 6
Ke Alamat Ruko Kampoeng Semawis A-18 & A-19 Kedungmundu Semarang
Sabtu, 10 April 2010
Tembus SNMPTN: Tembu
Jumat, 19 Februari 2010
Kiat Sukses Hadapi U
Senin, 15 Februari 2010
10 Tips Menghadapi Ujian Nasional
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
2. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
3. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
5. Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
- soal paling sulit
- yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
- memiliki nilai terkecil
6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
7. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
8. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
9. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
10. Analisis hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
Sumber: www.studygs.net
Tips Menghadapi UN
- Jika ada program tambahan pelajaran ataupun bimbingan belajar yang terkait dengan pendalaman materi UN di sekolah, ikutilah dengan baik dan penuh semangat. Jangan menganggap remeh program pendalaman materi tersebut.
- Kerjakan soal-soal UN 9 atau 10 tahun terakhir (jadi soal EBTANAS, UAN atau UAS), khususnya materi ESENSI UN yang sudah disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) TAPEL 2008/2009.
- Selama mengerjakan soal Ujian Nasional yang 9-10 tahun terakhir tersebut, hindari melihat pembahasannya. Kerjakanlah, carilah jawaban yang benar dengan dasar yang Anda catat, atau merupakan pembahasan-pembahasan di kelas 7, 8 dan 9 atau kelas 10, 11, dan 12 yang ada dalam buku catatan sendiri (sesudahnya untuk recek dapat melihat pembahasan dalam buku kumpulan soal oleh penerbit).
- Ikutilah try out UN dengan sepenuh hati baik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau instansi lain.
- Siapkan alat-alat tulis yang berhubungan dengan UN (pensip 2B, bolpoint, karet penghapus, peraut pensil). Jika ingin menggunakan alat tulis untuk pengisian LJK harap meminta izin dahulu kepada pengawas. Jangan sekali-kali membawa kalkulator dan alat hitung lainnya.
- Jangan lupa siapkan kartu peserta UN yang sudah difotokopi dulu. Kartu asli dibawa sedangkan fotokopinya disimpan di rumah (untuk darurat jika kartu hilang).
- Jangan terlalu malam belajar karena hanya akan mengganggu proses berpikir ketika ujian sedang berlangsung (misalnya ngantuk atau malah tidur).
- Bacalah ringkasan pelajaran yang akan diujikan.
- Beribadahlah untuk keberkahan dalam mengerjakan UN.
- Tidurlah yang cukup dan pasang alarm pengingat.
- Bangun pagi dan jangan lupa beribadah. Mulailah hari itu dengan penuh optimis
- Mandi dan makan seperti biasa sehari-harinya. Jangan menganggap hari itu adalah hari yang sangat istimewa.
- Pakailah seragam sekolah sesuai yang diatur oleh sekolah.
- Saat berangkat cium tangan orangtua mohon doa restu, karena doa orangtua terhadap anaknya diijabahi oleh Allah SWT.
- Sesampai di sekolah jangan terpengaruh oleh pembicaraan teman-teman yang pesimis. Karena seorang pesimis selalu melihat kesulitan dalam setiap kesempatan. Bersikaplah tenang dan tetap mengulang-ulang hafalan untuk pelajaran yang akan diuji.
- Kerjakanlah soal-soal yang mudah terlebih dulu, dan jangan panik ketika mendapati soal pada halaman pertama tidak ada yang bisa dikerjakan karena sulitnya. Mungkin di halaman lain ada yang lebih mudah.
- Ingat untuk pelajaran Matematika lama ujian adalah 120 menit untuk 40 soal. Berarti setiap soal 'jatahnya' hanya 3 menit. Semuanya mulai dari membaca, mengerjakan dan mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK).
- Agar tidak banyak waktu yang terbuang biasakanlah setiap halaman yang kita kerjakan jawabannya baru dipindahkan ke LJK. Jika ada soal yang belum bisa dijawab sebaiknya ditandai untuk dikerjakan kemudian.
- Ikuti prosedur UN dengan sebenar-benarnya. Hindari bertindak curang karena akan sia-sia belaka.
- Setelah selesai yakinlah agar semua jawaban sudah dipindahkan ke LJK. Disaranka semua soal diisi jawabannya, karena dalam UN tidak ada sistem minus untuk jawaban yang salah.
- Setelah keluar dari ruang ujian, jangan sekali-kali membahas soal yang tadi dikerjakan. Karena belum tentu teman yang membahas soal menjawab dengan benar.
- Siapkan diri kita untuk ujian besok, sama seperti kita menyiapkan ujian ini.
- Sesudah selesai semua ujian, kita kembalikan seluruh urusan kepada Yang Maha Kuasa (tawakal), karena itulah hal maksimal yang sudah kita kerjakan.
Mendiknas Apresiasi Semua Pandangan tentang UN
PONTIANAK, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan Nasional RI Mohammad Nuh memberikan apresiasi terhadap semua pandangan masyarakat terkait Ujian Nasional (UN). Semua pandangan itu, menurutnya, menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan.
"Pemerintah memberikan apresiasi terhadap pandangan-pandangan masyarakat terkait UN, apa pun itu. Kenapa, karena pandangan-pandangan itu menunjukkan kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap pendidikan. Kalau tidak peduli, masyarakat tidak akan komentar apa-apa," katanya, seusai membuka Konvensi Kampus VI dan Temu Tahunan XII Forum Rektor Indonesia di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (8/1/2010).
Nuh mengatakan, UN merupakan bagian dari metode evaluasi. Evaluasi sendiri merupakan bagian dari proses belajar mengajar. "UN jangan dilihat sebagai satu-satunya (metode)," katanya.
Mendiknas mengibaratkan, evaluasi itu seperti mengurus pohon di hutan. Jangan sampai kita sibuk mengurusi satu pohon itu terus, sementara pohon yang lain di hutan tidak terurus. "Kita dapat satu pohon yang lain habis," kata Nuh.
Mengingat sebagai metode, UN tidak menjadi satu-satunya, ada metode yang lain. Pemerintah memilih metode tertentu karena mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya.
"Pemerintah bukan berarti tidak memikirkan metode yang lain. Metode yang lain sudah kita exercise plus minusnya. UN (sekarang) juga kita lihat plus minusnya apa. Dari situ, yang paling banyak plusnya dan sedikit minusnya ada pada UN sekarang," katanya.
Pada UN kali ini, terang Nuh, ada ujian utama, ujian ulang, dan ujian susulan. Jika ujian ulangnya tidak lulus, masih ada ujian paket C. "Itu sudah membuka peluang dan mengakomodasi semuanya," imbuh Mendiknas.
Sejarah UN
Nuh merunut sejarah UN, yang ternyata di Indonesia bukan hal yang baru dan sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Dia bilang, ada ujian negara yang diberlakukan sampai dengan tahun 1971 dan saat itu yang lulus sedikit.
Mulai 1969 sampai dengan Repelita tahun 1972 dibuat model baru untuk menaikkan angka partisipasi kasar. Saat itu, karena yang lulus sedikit, maka bangku yang tersedia banyak yang kosong. Pada saat bersamaan dibangun SD Inpres untuk meningkatkan APK.
"Pada 1972-1992 itu dikembangkan ujian sekolah, di mana sekolah dipersilakan menentukan kelulusan. Setelah dikaji 20 tahun ada fenomena menarik, yaitu 100 persenisasi. Lho, kok 100 persen, masak semua lulus? Logikanya kan ada yang tidak lulus," katanya.
Tahun 1992-2002, lanjut Nuh, muncul evaluasi belajar tahap akhir nasional atau Ebtanas, yang mengombinasikan UN dengan ujian sekolah. Mata pelajaran tertentu dinilai sekolah dan dinilai secara nasional. Dari situ dihitung menggunakan rumus tertentu untuk menentukan kelulusan.
"Ada fakta menarik dicermati, di mana nilai UN menganga gapnya dibandingkan nilai ujian dari sekolah. Gap nilainya antara 2,5 sampai 3. Misalnya, nilai ujian sekolah 6, ternyata nilai UN 3," katanya. "Ada upaya untuk mendongkrak nilai ujian sekolah sehingga siswa bisa lulus," tambahnya.
Terakhir, tahun 2003, ada perubahan menjadi UAN atau yang sekarang dikenal dengan UN. Mata pelajaran tertentu dinilai negara, sebagian lain dinilai sekolah sepenuhnya. Saat dimulai, nilai standar kelulusan yang diterapkan saat itu hanya 3. Hal itu berpedoman pada nilai rata-rata Ebtanas sebelumnya yang hanya tiga.
"Sekarang ini yang berlaku nilai UN rata-rata 5,5 dan masih boleh ada nilai mata pelajaran 4," katanya.
Nuh menjelaskan, kelulusan siswa saat ini ditentukan oleh empat hal, meliputi siswa telah menyelesaikan semua program pembelajaran, dinyatakan lulus oleh sekolah terhadap mata pelajaran yang bersifat akhlak, lulus mata pelajaran yang diuji oleh sekolah, dan yang terakhir lulus UN.
UN adil?
Saat ditanya mengenai heterogenitas kualitas pendidikan Indonesia, bahkan beberapa di antaranya masih memprihatinkan, tetapi diberlakukan ujian yang sama di seluruh Indonesia, Nuh menyadari hal tersebut.
"Bagaimana sih? Apa adil sekolah di daerah yang satu terbatas dan daerah lain berlebih kok soalnya dijadikan satu. Ini kan tidak adil," gugat Nuh.
Berangkat dari keadaan itu, menurutnya, justru di situlah alasan pemerintah tidak mematok standar nilai kelulusan 6 atau 7. Negara lain itu matematikanya setidaknya nilainya 6, tetapi di negara kita nilainya boleh 4.
"Tapi, kalau bahasa Indonesia mendapat nilai 4 itu aneh, wong itu bahasanya sendiri kok. Angka 4 itu sudah mengakomodasikan bahwa kita yakini ada sekolah yang infrastrukturnya masih ada yang perlu didorong terus," katanya.
Pemerintah, menurutnya, saat ini tengah berupaya menuntaskan standar pelayanan minimum (SPM) di sekolah-sekolah, termasuk pembenahan infrastrukturnya. Meski ada sekolah yang kondisi infrastrukturnya masih tidak baik, jangan dipandang sebelah mata bahwa di sekolah itu tidak ada anak yang pintar.
"Kalau ada ide sekolah yang memenuhi standar (pelayanan) minimum diuji sendiri dan yang belum diuji sendiri, itu justru diskriminasi besar. Seakan-akan siswa yang dari sekolah tidak baik tidak memiliki kesempatan yang sama dengan sekolah lain," katanya.
Terakhir Mendiknas berharap, pihak sekolah dan seluruh elemen masyarakat dapat mendukung siswa agar dapat mempersiapkan diri menghadapi UN dengan baik.
sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/08/18550691/Mendiknas.Apresiasi.Semua.Pandangan.tentang.UN
Jumat, 29 Januari 2010
Negara dengan pendid
Kamis, 28 Januari 2010
Prosedur Pendaftaran
Rabu, 13 Januari 2010
UN 2010 tetap dilaksanakan ....
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk tetap melaksanakan ujian nasional pada tahun 2010. Namun, Presiden minta agar penyelenggaraan UN diperbaiki dan disempurnakan serta ditingkatkan kualitasnya.
Sosialisasi yang efektif juga diharapkan Presiden Yudhoyono benar-benar dilakukan. Tujuannya agar semua guru, siswa, dan penyelenggara pendidikan mengetahui dan memiliki pemahaman yang sama mengenai UN. Semua pihak harus tahu standar kelulusan, sistem penilaian, dan pelaksanaan UN.
Keinginan Presiden Yudhoyono itu disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam keterangan pers seusai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (7/1/2010). Rapat terbatas dihadiri Wakil Presiden Boediono, Menko Kesra Agung Laksono, dan sejumlah menteri terkait.
Saat memberikan pengantar di awal rapat, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa UN bukan satu-satunya alat ukur yang bisa ditentukan atau dipilih untuk menentukan kelulusan, melainkan bisa dengan cara memadukan aspek-aspek lainnya.
Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono mempertimbangkan dua opsi sebelum memutuskan menetapkan UN kembali, yaitu melaksanakan UN dengan memberlakukan ujian ulangan sebagai opsi pertama dan, opsi kedua, kembali ke model lama, yaitu evaluasi belajar tahap akhir nasional (ebtanas) yang diperbarui.
"Dari berbagai pandangan, pertimbangan, yang perlu kami sampaikan bahwa UN itu adalah bagian dari sistem evaluasi. Sistem evaluasi itu adalah bagian dari proses belajar-mengajar. Oleh karena itu, kalau diistilahkan UN itu sebagai 'pohon'-nya, maka sistem proses belajar-mengajar itu sebagai 'hutan'-nya. Jangan sampai gara-gara kita memperdebatkan urusan pohon tadi, hutannya menjadi tidak terawat," papar Nuh.
Nuh mengutarakan, tujuan dari ujian nasional ini adalah memadukan antara untuk menentukan kelulusan siswa dan peta atau data kualitas pendidikan. "Jadi, selain menentukan kelulusan siswa, UN juga bisa dipakai sebagai peta sehingga kalau nanti ada sekolah-sekolah tertentu yang kondisinya tidak bagus, maka kita bisa melakukan intervensi untuk meningkatkan kualitas di sekolah itu," ujar Nuh.
Paling tepat
Menurut Nuh, untuk saat ini, dengan berbagai pertimbangan, UN inilah yang dipilih karena metodenya dinilai paling tepat. Tentu ada plus dan minusnya. "Akan tetapi, nilai positifnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan negatifnya," ujar Nuh.
Nuh mengatakan, salah satu bentuk penyempurnaan dari pelaksanaan UN tahun 2010 adalah adanya ujian utama, ada ujian susulan bagi yang tidak bisa ujian karena sakit atau berhalangan, dan adanya ujian ulang.
"Dengan adanya ketiga ujian ini, Insya Allah, pemerintah sudah mengakomodasikan apa yang menjadi perhatian masyarakat selama ini," kata Nuh.
Menurut Nuh, pelaksanaan UN untuk SMP/SMA/SMK sederajat akan dimajukan satu bulan. UN akan dimulai pada pertengahan Maret. Tujuannya agar siswa yang tidak lulus pada mata pelajaran tertentu bisa mengikuti ujian ulang pada bulan berikutnya. Dengan demikian, siswa memiliki cukup waktu untuk ikut seleksi masuk perguruan tinggi yang diminatinya.
"Apabila masih gagal dalam UN ulang, maka siswa bisa menempuh ujian paket C untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi," ujar Nuh.
UN bukan satu-satunya
Tentang ukuran penilaian kelulusan, Nuh mengatakan, UN bukan satu-satunya penentuan kelulusan. Untuk menentukan kelulusan, ditentukan empat syarat yang harus dipenuhi secara keseluruhan. Pertama, menyelesaikan seluruh program pendidikan di sekolah. Kedua, persyaratan akhlak, budi pekerti, dan tata krama. "Kalau ada anak nakal yang di luar batas kewajaran, meskipun UN lulus, akan tetapi berperilaku seperti itu, maka ia tetap tidak lulus," tuturnya.
Yang ketiga, lulus mata pelajaran yang diujikan sekolah. "Keempat, lulus UN. Meskipun, UN-nya dapat nilai 10, tetapi akhlaknya tidak benar, ya, tidak lulus. Kalaupun UN-nya lulus, tetapi ujian sekolahnya tidak lulus, ya, tidak lulus. Jadi, keempat-empatnya harus dipenuhi," ungkap Nuh.
Kebut persiapan
Sejumlah kepala sekolah yang dihubungi pada Kamis mengatakan, UN yang secara mendadak dipercepat waktunya memaksa guru dan siswa bekerja keras menyelesaikan materi pelajaran semester genap ini. Pihak sekolah pun menyusun ulang program pembelajaran untuk siswa serta memberikan pelajaran tambahan.
"Langkah ini kami lakukan demi kebaikan siswa," kata Cucu Saputra, Kepala SMAN 4 Bandung.
Maman Suherman, Kepala SMAN 66 Jakarta, mengatakan, materi pelajaran siswa kelas XII terpaksa harus selesai akhir Februari karena UN dipercepat. "Kami terpaksa memberikan pelajaran tambahan," ujar Maman.
Elin Driana, Koordinator Education Forum, mengatakan, UN semestinya untuk pemetaan kualitas pendidikan. Sekolah yang mutunya rendah harus segera dibantu oleh pemerintah. (HAR/ELN/HEN)
UJIAN NASIONAL
| ||||||
Berselancar lebih cepat.
Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser.Dapatkan IE8 di sini! (Gratis)