Jumat, 19 Februari 2010
Kiat Sukses Hadapi U
Senin, 15 Februari 2010
10 Tips Menghadapi Ujian Nasional
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.
2. Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.
3. Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
4. Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
5. Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi. Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
- soal paling sulit
- yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
- memiliki nilai terkecil
6. Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mula, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
7. Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.
8. Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil. Dukung poinmu dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan dari bacaan atau catatanmu.
9. Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematikamu yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
10. Analisis hasil ujianmu.
Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
Sumber: www.studygs.net
Tips Menghadapi UN
- Jika ada program tambahan pelajaran ataupun bimbingan belajar yang terkait dengan pendalaman materi UN di sekolah, ikutilah dengan baik dan penuh semangat. Jangan menganggap remeh program pendalaman materi tersebut.
- Kerjakan soal-soal UN 9 atau 10 tahun terakhir (jadi soal EBTANAS, UAN atau UAS), khususnya materi ESENSI UN yang sudah disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) TAPEL 2008/2009.
- Selama mengerjakan soal Ujian Nasional yang 9-10 tahun terakhir tersebut, hindari melihat pembahasannya. Kerjakanlah, carilah jawaban yang benar dengan dasar yang Anda catat, atau merupakan pembahasan-pembahasan di kelas 7, 8 dan 9 atau kelas 10, 11, dan 12 yang ada dalam buku catatan sendiri (sesudahnya untuk recek dapat melihat pembahasan dalam buku kumpulan soal oleh penerbit).
- Ikutilah try out UN dengan sepenuh hati baik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah atau instansi lain.
- Siapkan alat-alat tulis yang berhubungan dengan UN (pensip 2B, bolpoint, karet penghapus, peraut pensil). Jika ingin menggunakan alat tulis untuk pengisian LJK harap meminta izin dahulu kepada pengawas. Jangan sekali-kali membawa kalkulator dan alat hitung lainnya.
- Jangan lupa siapkan kartu peserta UN yang sudah difotokopi dulu. Kartu asli dibawa sedangkan fotokopinya disimpan di rumah (untuk darurat jika kartu hilang).
- Jangan terlalu malam belajar karena hanya akan mengganggu proses berpikir ketika ujian sedang berlangsung (misalnya ngantuk atau malah tidur).
- Bacalah ringkasan pelajaran yang akan diujikan.
- Beribadahlah untuk keberkahan dalam mengerjakan UN.
- Tidurlah yang cukup dan pasang alarm pengingat.
- Bangun pagi dan jangan lupa beribadah. Mulailah hari itu dengan penuh optimis
- Mandi dan makan seperti biasa sehari-harinya. Jangan menganggap hari itu adalah hari yang sangat istimewa.
- Pakailah seragam sekolah sesuai yang diatur oleh sekolah.
- Saat berangkat cium tangan orangtua mohon doa restu, karena doa orangtua terhadap anaknya diijabahi oleh Allah SWT.
- Sesampai di sekolah jangan terpengaruh oleh pembicaraan teman-teman yang pesimis. Karena seorang pesimis selalu melihat kesulitan dalam setiap kesempatan. Bersikaplah tenang dan tetap mengulang-ulang hafalan untuk pelajaran yang akan diuji.
- Kerjakanlah soal-soal yang mudah terlebih dulu, dan jangan panik ketika mendapati soal pada halaman pertama tidak ada yang bisa dikerjakan karena sulitnya. Mungkin di halaman lain ada yang lebih mudah.
- Ingat untuk pelajaran Matematika lama ujian adalah 120 menit untuk 40 soal. Berarti setiap soal 'jatahnya' hanya 3 menit. Semuanya mulai dari membaca, mengerjakan dan mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK).
- Agar tidak banyak waktu yang terbuang biasakanlah setiap halaman yang kita kerjakan jawabannya baru dipindahkan ke LJK. Jika ada soal yang belum bisa dijawab sebaiknya ditandai untuk dikerjakan kemudian.
- Ikuti prosedur UN dengan sebenar-benarnya. Hindari bertindak curang karena akan sia-sia belaka.
- Setelah selesai yakinlah agar semua jawaban sudah dipindahkan ke LJK. Disaranka semua soal diisi jawabannya, karena dalam UN tidak ada sistem minus untuk jawaban yang salah.
- Setelah keluar dari ruang ujian, jangan sekali-kali membahas soal yang tadi dikerjakan. Karena belum tentu teman yang membahas soal menjawab dengan benar.
- Siapkan diri kita untuk ujian besok, sama seperti kita menyiapkan ujian ini.
- Sesudah selesai semua ujian, kita kembalikan seluruh urusan kepada Yang Maha Kuasa (tawakal), karena itulah hal maksimal yang sudah kita kerjakan.
Mendiknas Apresiasi Semua Pandangan tentang UN
PONTIANAK, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan Nasional RI Mohammad Nuh memberikan apresiasi terhadap semua pandangan masyarakat terkait Ujian Nasional (UN). Semua pandangan itu, menurutnya, menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan.
"Pemerintah memberikan apresiasi terhadap pandangan-pandangan masyarakat terkait UN, apa pun itu. Kenapa, karena pandangan-pandangan itu menunjukkan kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap pendidikan. Kalau tidak peduli, masyarakat tidak akan komentar apa-apa," katanya, seusai membuka Konvensi Kampus VI dan Temu Tahunan XII Forum Rektor Indonesia di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (8/1/2010).
Nuh mengatakan, UN merupakan bagian dari metode evaluasi. Evaluasi sendiri merupakan bagian dari proses belajar mengajar. "UN jangan dilihat sebagai satu-satunya (metode)," katanya.
Mendiknas mengibaratkan, evaluasi itu seperti mengurus pohon di hutan. Jangan sampai kita sibuk mengurusi satu pohon itu terus, sementara pohon yang lain di hutan tidak terurus. "Kita dapat satu pohon yang lain habis," kata Nuh.
Mengingat sebagai metode, UN tidak menjadi satu-satunya, ada metode yang lain. Pemerintah memilih metode tertentu karena mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya.
"Pemerintah bukan berarti tidak memikirkan metode yang lain. Metode yang lain sudah kita exercise plus minusnya. UN (sekarang) juga kita lihat plus minusnya apa. Dari situ, yang paling banyak plusnya dan sedikit minusnya ada pada UN sekarang," katanya.
Pada UN kali ini, terang Nuh, ada ujian utama, ujian ulang, dan ujian susulan. Jika ujian ulangnya tidak lulus, masih ada ujian paket C. "Itu sudah membuka peluang dan mengakomodasi semuanya," imbuh Mendiknas.
Sejarah UN
Nuh merunut sejarah UN, yang ternyata di Indonesia bukan hal yang baru dan sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Dia bilang, ada ujian negara yang diberlakukan sampai dengan tahun 1971 dan saat itu yang lulus sedikit.
Mulai 1969 sampai dengan Repelita tahun 1972 dibuat model baru untuk menaikkan angka partisipasi kasar. Saat itu, karena yang lulus sedikit, maka bangku yang tersedia banyak yang kosong. Pada saat bersamaan dibangun SD Inpres untuk meningkatkan APK.
"Pada 1972-1992 itu dikembangkan ujian sekolah, di mana sekolah dipersilakan menentukan kelulusan. Setelah dikaji 20 tahun ada fenomena menarik, yaitu 100 persenisasi. Lho, kok 100 persen, masak semua lulus? Logikanya kan ada yang tidak lulus," katanya.
Tahun 1992-2002, lanjut Nuh, muncul evaluasi belajar tahap akhir nasional atau Ebtanas, yang mengombinasikan UN dengan ujian sekolah. Mata pelajaran tertentu dinilai sekolah dan dinilai secara nasional. Dari situ dihitung menggunakan rumus tertentu untuk menentukan kelulusan.
"Ada fakta menarik dicermati, di mana nilai UN menganga gapnya dibandingkan nilai ujian dari sekolah. Gap nilainya antara 2,5 sampai 3. Misalnya, nilai ujian sekolah 6, ternyata nilai UN 3," katanya. "Ada upaya untuk mendongkrak nilai ujian sekolah sehingga siswa bisa lulus," tambahnya.
Terakhir, tahun 2003, ada perubahan menjadi UAN atau yang sekarang dikenal dengan UN. Mata pelajaran tertentu dinilai negara, sebagian lain dinilai sekolah sepenuhnya. Saat dimulai, nilai standar kelulusan yang diterapkan saat itu hanya 3. Hal itu berpedoman pada nilai rata-rata Ebtanas sebelumnya yang hanya tiga.
"Sekarang ini yang berlaku nilai UN rata-rata 5,5 dan masih boleh ada nilai mata pelajaran 4," katanya.
Nuh menjelaskan, kelulusan siswa saat ini ditentukan oleh empat hal, meliputi siswa telah menyelesaikan semua program pembelajaran, dinyatakan lulus oleh sekolah terhadap mata pelajaran yang bersifat akhlak, lulus mata pelajaran yang diuji oleh sekolah, dan yang terakhir lulus UN.
UN adil?
Saat ditanya mengenai heterogenitas kualitas pendidikan Indonesia, bahkan beberapa di antaranya masih memprihatinkan, tetapi diberlakukan ujian yang sama di seluruh Indonesia, Nuh menyadari hal tersebut.
"Bagaimana sih? Apa adil sekolah di daerah yang satu terbatas dan daerah lain berlebih kok soalnya dijadikan satu. Ini kan tidak adil," gugat Nuh.
Berangkat dari keadaan itu, menurutnya, justru di situlah alasan pemerintah tidak mematok standar nilai kelulusan 6 atau 7. Negara lain itu matematikanya setidaknya nilainya 6, tetapi di negara kita nilainya boleh 4.
"Tapi, kalau bahasa Indonesia mendapat nilai 4 itu aneh, wong itu bahasanya sendiri kok. Angka 4 itu sudah mengakomodasikan bahwa kita yakini ada sekolah yang infrastrukturnya masih ada yang perlu didorong terus," katanya.
Pemerintah, menurutnya, saat ini tengah berupaya menuntaskan standar pelayanan minimum (SPM) di sekolah-sekolah, termasuk pembenahan infrastrukturnya. Meski ada sekolah yang kondisi infrastrukturnya masih tidak baik, jangan dipandang sebelah mata bahwa di sekolah itu tidak ada anak yang pintar.
"Kalau ada ide sekolah yang memenuhi standar (pelayanan) minimum diuji sendiri dan yang belum diuji sendiri, itu justru diskriminasi besar. Seakan-akan siswa yang dari sekolah tidak baik tidak memiliki kesempatan yang sama dengan sekolah lain," katanya.
Terakhir Mendiknas berharap, pihak sekolah dan seluruh elemen masyarakat dapat mendukung siswa agar dapat mempersiapkan diri menghadapi UN dengan baik.
sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/08/18550691/Mendiknas.Apresiasi.Semua.Pandangan.tentang.UN